Selama ini, banyak kicaumania menyangka kalau kejang-kejang pada burung selalu terkait dengan penyakit tetelo atau Newcastle Disease (ND). Padahal tidak selamanya demikian.
Gangguan kesehatan ini juga dapat disebabkan defisiensi thiamin.Jangankan breeder pemula, penangkar murai sekaliber pun pernah mengalami hal serupa, di mana beberapa murainya kejang-kejang, namun akhirnya tersembuhkan melalui terapi khusus.
Semua jenis burung kicauan yang dipelihara dalam sangkar / kandang, baik untuk tujuan penangkaran, lomba, maupun sekadar hiburan di rumah, menggantungkan seluruh kebutuhan dan kelengkapan nutrisinya kepada manusia yang merawatnya.Kalau kita lalai pada salah satu jenis nutrisi saja, dan itu berlangsung dalam waktu cukup lama, maka gangguan kesehatan akan muncul sesuai dengan sumber penyebabnya.
Misalnya kejang-kejang akibat defisiensi thiamin / vitamin B1 yang menjadi bahasan kali ini. Burung yang kekurangan thiamin akan menunjukkan perilaku / sikap yang disebut opistotonik (opisthotonic). Sebagian ahli perunggasan menyebutnya star gazing, dengan gejala kepala burung yang selalu mendongak ke atas. Jika burung mendongak ke atas, duduk anteng di atas tangkringan, Namun, ketika hal itu terjadi di sangkar / kandang, dan burung dalam kondisi tak berkicau, tentu Anda harus mencurigainya sebagai gejala opistotonik atau star gazing.
Itulah kejang-kejang akibat kekurangan thiamin. Gejala klinis berupa kepala yang selalu mendongak ke atas ini terjadi karena otot-otot di bagian leher depan mengalami kelumpuhan, sehingga leher melengkung ke arah belakang. Akibatnya, kepala akan selalu mendongak ke atas, seperti memandang bintang-bintang di langit.